Menjalankan startup bisa jadi merupakan perkara yang tidak mudah. Mulai dari menumbuhkan tim, mengumpulkan uang, mendapatkan pelanggan, hingga mengelola anggaran, kemungkinan akan ada beragam kesulitan serta tantangan yang akan Anda temui.

Untuk mengatasinya, Anda perlu kiranya memahami key metrics yang harus diketahui oleh setiap pelaku bisnis startup. Sederhananya, key metrics adalah poin informasi yang memberi Anda gambaran tentang kinerja bisnis Anda.

Pendapatan misalnya, merupakan salah satu metrik dasar yang harus diketahui setiap bisnis. Di mana hal ini akan memberi tahu Anda, seberapa banyak yang Anda hasilkan, yang mana sangat penting guna mengukur kesuksesan bisnis yang Anda jalankan. Adapun key metrics ini sendiri juga dikenal dengan istilah Key Performance Indicator (KPI).

Key Metrics dalam Bisnis Startup

Terdapat beragam guna mengukur performa sebuah startup. Di mana key metrics ini bisa saja berbeda dan disesuaikan dengan masing-masing startup. Namun secara umum, berikut adalah beberapa metrics yang bisa digunakan untuk mengukur performa sebuah startup.

1. LTV

Metrik pertama yang harus dipahami dalam bisnis startup adalah LTV. Adapun LTV itu sendiri merupakan kependekan dari Lifetime Value. Di mana LTV ini dapat memberi Anda gambaran tentang pendapatan bersih yang akan dibawa pelanggan ke bisnis Anda selama menjadi penyokong bagi bisnis Anda.

Misalnya, jika rata-rata pelanggan Anda membelanjakan Rp 400.000 di bisnis Anda dan kemudian tidak pernah kembali lagi, maka LTV bisnis Anda adalah Rp 400.000. Di sisi lain, jika bisnis Anda merupakan layanan berlangganan dengan pelanggan yang bertahan selama beberapa bulan, maka menghitung LTV Anda bisa lebih rumit.

Metode penghitungan LTV umumnya adalah dengan mengurangi biaya akuisisi pelanggan dari total pendapatan yang dibawa pelanggan tertentu ke bisnis Anda.

2. CAC

Berbicara tentang biaya akuisisi pelanggan, maka metrik kedua yang harus Anda perhatikan adalah CAC atau Customer Acquisition Cost. Sesuai dengan namanya, CAC digunakan untuk memperkirakan berapa banyak yang Anda keluarkan untuk mendapatkan pelanggan.

Sejatinya, CAC ini bisa menjadi metrik yang sulit untuk dihitung karena pengeluaran biasanya nyatanya tidak hanya ditargetkan pada satu pelanggan saja. Anda bisa mengeluarkan uang untuk berbagai kampanye dan strategi pemasaran, menargetkan berbagai demografi, serta mendapatkan pelanggan dari sesuatu yang sulit untuk diperhitungkan, seperti pemasaran mulut ke mulut.

Untuk menghitung CAC, Anda harus menganalisis pelanggan yang Anda peroleh selama periode waktu tertentu. Selama periode yang sama, Anda harus menghitung pengeluaran untuk pemasaran bisis Anda. Bagilah pengeluaran pemasaran Anda dengan jumlah total pelanggan yang diperoleh selama periode tersebut. Selain itu, Anda harus memiliki gambaran yang jelas tentang berapa banyak yang Anda belanjakan untuk mendapatkan setiap pelanggan.

3. MRR

Metrik selanjutnya yang tidak pentingnya adalah Monthly Recurring Revenue (MRR). Di mana data metrik data yang satu ini akan memberikan petunjuk kepada Anda, tentang pendapatan yang Anda hasilkan setiap bulan. Metrik ini biasanya digunakan untuk melacak kinerja SaaS dan bisnis berbasis langganan, meskipun tidak menutup kemungkinan juga dapat digunakan untuk memantau bisnis lainnya.

MRR sangat penting karena bersifat prediktif. Artinya, jika Anda memiliki gambaran tentang seberapa besar yang Anda hasilkan setiap bulannya, maka Anda juga dapat memperkirakan pendapatan bisnis Anda di masa mendatang.

4. Health Score

Health score atau skor kesehatan dapat digunakan untuk mengukur keterlibatan dan kemungkinan pelanggan untuk melakukan churn. Di mana pelanggan dengan skor tertinggi merupakan pelanggan bisnis Anda yang paling setia, dan pelanggan dengan skor terendah adalah Anda yang paling tidak terlibat dalam bisnis Anda.

Selain itu, skor kesehatan merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan retensi pelanggan Anda. Perlu diketahui, bahwa mempertahankan pelanggan akan dapat lebih menghemat biaya daripada mendatangkan pelanggan baru.

5. Churn Rate

Data metrik selanjutnya yang perlu Anda perhatikan adalah churn rate. Di mana churn rate ini merupakan persentase yang digunakan untuk menentukan berapa banyak pelanggan Anda yang meninggalkan bisnis Anda pada waktu tertentu.

Untuk menghitung churn rate, Anda bisa melihat berapa banyak pelanggan yang Anda miliki di awal periode (biasanya satu bulan), dan jumlah yang Anda miliki di akhir periode tersebut. Kurangilah angka tersebut untuk menemukan selisihnya. Selanjutnya bagi selisihnya dengan jumlah pelanggan yang Anda mulai.

Misalnya saja, jika Anda memulai dengan 1.000 pelanggan dan berakhir dengan 900 pelanggan, maka churn rate bisnis Anda untuk bulan tersebut adalah 0,1, atau 10%.