Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, inflasi, dan ketimpangan sosial, kerja sama antarnegara ASEAN semakin dibutuhkan. Melihat urgensi itu, Universitas Pertamina menyelenggarakan Model ASEAN Meeting Universitas Pertamina (MAM UP) 2025 dengan tema besar “Promoting Sustainable Growth Within ASEAN Through Multilateral Integration.”
Acara ini menghadirkan para pakar kebijakan publik seperti Dr. Piti Srisangnam dari ASEAN Foundation, Dina Kurniasari, S.H., LL.M. dari Kementerian Perdagangan RI, dan Dr. Eka Chandra Buana dari Bappenas. Mereka memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana ASEAN dapat memperkuat kolaborasi multilateral dalam menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Dr. Piti, salah satu kunci sukses ASEAN adalah integrasi ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan. Ia menekankan bahwa sektor pendidikan, seperti Universitas Pertamina, memegang peran vital dalam mencetak generasi pemimpin yang memahami dinamika regional dan mampu mengambil keputusan berbasis data serta empati sosial.
Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk membangun jejaring antara mahasiswa, akademisi, dan pembuat kebijakan. Para peserta melakukan simulasi sidang, merumuskan rekomendasi strategis, dan bahkan melakukan kunjungan ke Sekretariat ASEAN untuk melihat langsung bagaimana diplomasi regional berjalan.
Dr. Iqbal Ramadhan, Ketua Program Studi HI, menegaskan bahwa MAM UP bukan sekadar kegiatan kampus, melainkan bagian dari misi Universitas Pertamina untuk berkontribusi terhadap penguatan kerja sama kawasan melalui pendidikan tinggi.
Dengan mengusung nilai kolaborasi, inklusivitas, dan keberlanjutan, MAM UP 2025 menjadi contoh nyata bagaimana dunia akademik bisa berperan aktif dalam diplomasi publik dan penguatan kebijakan antarnegara di Asia Tenggara.